Mahasiswa
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bekerjasama dengan
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) dan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut)
Kabupaten Belitung Timur (Beltim) merehabilitasi pantai dengan melakukan penanaman
10.000 batang Cemara Pantai Belitung. Acara bertemakan Rehabilitasi Daya Dukung
Lahan Pesisir Pantai ini berlangsung di Pantai Mudong Desa Padang Kecamatan
Manggar Senin, (11/8/2014) Pagi.
Hadir dalam acara ini, Bupati Beltim Basuri T Purnama, Wakil Kapolres Beltim Kompol Imam Triyana, Dosen Pembimbing Fakultas Kehutanan UGM Prof. Sri Danarto, Kepala Distanhut Khaidir Luthi, Kepala BLHD Iskandar Zulkarnaen, Camat Gantung, Kades Lenggang, Selinsing, dan Padang, anggota komunitas motor CB dan RX King, serta masyarakat sekitar Pantai Mudong.
Koordinator mahasiswa KKN UGM, Yusuf Bahtiar menjelaskan rencana penanaman 10.000 Pohon Cemara Pantai Belitung akan berlangsung selama empat hari dari 11-14 Agustus. Tujuan dari penanaman cemara ini adalah untuk mencegah terjadinya abrasi pantai. Karena cemara pantai merupakan penahan ombak dan angin yang baik. Selain dilakukan dari mahasiswa KKN UGM, penanaman juga melibatkan berbagai instansi, kelompok masyarakat dan pelajar.
“Kita akan melakukan penanaman dengan radius dua kilometer sepanjang Pantai Mudong. Tempat acara ini merupakan titik centernya. Seluruh bibit merupakan sumbangan dari Pemkab Beltim, kita hanya membantu,” terang Yusuf.
Prof. Sujano Harto menambahkan sengaja memilih Cemara Laut Belitung untuk ditanam di Pantai Mudong karena pohon ini dianggap punya banyak keunggulan dan nilai ekonomis. Selain terbukti lebih kuat, lentur, dan tahan terhadap angin dengan kecepatan 70 Km per jam, Pohon Cemara Laut Belitung juga memiliki energi yang lebih tinggi jika dijadikan bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pembakaran yang dihasilkan dari pohon cemara juga dipercaya tidak akan menghasilkan asap sehingga bagus untuk bakar ikan dan keseharian masyarakat lainnya.
Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM ini juga menyatakan UGM siap membatu mensuply biji cemara. Biji pohon yang bisa dipanen dalam kurun waktu 3-4 tahun ini dianggap punya nilai ekonomis, mengingat banyak daerah-daerah lain di Indonesia yang mengalami kerusakan lingkungan pantai.
“Biji cemara pantai mempunyai nilai ekonomis. Kita siap membantu mensuply untuk dijual ke daerah-daerah yang memiliki kerusakan pantai. Pasar permintaan untuk biji cemara ini sudah tersedia, tinggal bagaimana masyarakat sini bisa melihat peluang ini,” tutur Sujarno.
Bupati Beltim mengapresiasi apa yang dilakukan mahasiswa UGM. Ia menilai kerusakan lingkungan di Kabupaten khususnya pantai sudah sangat memprihatinkan. Dengan adanya kegiatan ini suistanable develovment di Kabupaten Beltim dapat terlaksana.
“Kita akan mengajak siswa sekolah dasar untuk mengembangkan cemara. Nantinya seluruh benih dari mereka, mereka juga yang membesarkan. Kecil menanam besar memanen. Sejak dini mereka harus diajarkan cinta lingkungan dan mengetahui banyak manfaat dari menanam,” kata Basuri.
Adik Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama ini tak menampik jika penambangan merupakan salah satu yang merusak lingkungan namun Ia yakin jika semua stake holder punya tanggung jawab menjaga lingkungan efek negatif akan dapat diminimalisir.
“Penambangan merupakan suatu kebutuhan. Namun kita tidak boleh lupa untuk mengembalikan kelestarian alam. Program Berikan, Teruskan, dan Pinjamkan (BTP) itu harus segera dilaksanakan. Perusahaan pertambangan jika sudah selesai ambang harus langsung tanam (reklamasi) jangan nunggu sampai IUP-nya habis,” pungkas Basuri. (Fauzan/SR/BCS)
Hadir dalam acara ini, Bupati Beltim Basuri T Purnama, Wakil Kapolres Beltim Kompol Imam Triyana, Dosen Pembimbing Fakultas Kehutanan UGM Prof. Sri Danarto, Kepala Distanhut Khaidir Luthi, Kepala BLHD Iskandar Zulkarnaen, Camat Gantung, Kades Lenggang, Selinsing, dan Padang, anggota komunitas motor CB dan RX King, serta masyarakat sekitar Pantai Mudong.
Koordinator mahasiswa KKN UGM, Yusuf Bahtiar menjelaskan rencana penanaman 10.000 Pohon Cemara Pantai Belitung akan berlangsung selama empat hari dari 11-14 Agustus. Tujuan dari penanaman cemara ini adalah untuk mencegah terjadinya abrasi pantai. Karena cemara pantai merupakan penahan ombak dan angin yang baik. Selain dilakukan dari mahasiswa KKN UGM, penanaman juga melibatkan berbagai instansi, kelompok masyarakat dan pelajar.
“Kita akan melakukan penanaman dengan radius dua kilometer sepanjang Pantai Mudong. Tempat acara ini merupakan titik centernya. Seluruh bibit merupakan sumbangan dari Pemkab Beltim, kita hanya membantu,” terang Yusuf.
Prof. Sujano Harto menambahkan sengaja memilih Cemara Laut Belitung untuk ditanam di Pantai Mudong karena pohon ini dianggap punya banyak keunggulan dan nilai ekonomis. Selain terbukti lebih kuat, lentur, dan tahan terhadap angin dengan kecepatan 70 Km per jam, Pohon Cemara Laut Belitung juga memiliki energi yang lebih tinggi jika dijadikan bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pembakaran yang dihasilkan dari pohon cemara juga dipercaya tidak akan menghasilkan asap sehingga bagus untuk bakar ikan dan keseharian masyarakat lainnya.
Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM ini juga menyatakan UGM siap membatu mensuply biji cemara. Biji pohon yang bisa dipanen dalam kurun waktu 3-4 tahun ini dianggap punya nilai ekonomis, mengingat banyak daerah-daerah lain di Indonesia yang mengalami kerusakan lingkungan pantai.
“Biji cemara pantai mempunyai nilai ekonomis. Kita siap membantu mensuply untuk dijual ke daerah-daerah yang memiliki kerusakan pantai. Pasar permintaan untuk biji cemara ini sudah tersedia, tinggal bagaimana masyarakat sini bisa melihat peluang ini,” tutur Sujarno.
Bupati Beltim mengapresiasi apa yang dilakukan mahasiswa UGM. Ia menilai kerusakan lingkungan di Kabupaten khususnya pantai sudah sangat memprihatinkan. Dengan adanya kegiatan ini suistanable develovment di Kabupaten Beltim dapat terlaksana.
“Kita akan mengajak siswa sekolah dasar untuk mengembangkan cemara. Nantinya seluruh benih dari mereka, mereka juga yang membesarkan. Kecil menanam besar memanen. Sejak dini mereka harus diajarkan cinta lingkungan dan mengetahui banyak manfaat dari menanam,” kata Basuri.
Adik Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama ini tak menampik jika penambangan merupakan salah satu yang merusak lingkungan namun Ia yakin jika semua stake holder punya tanggung jawab menjaga lingkungan efek negatif akan dapat diminimalisir.
“Penambangan merupakan suatu kebutuhan. Namun kita tidak boleh lupa untuk mengembalikan kelestarian alam. Program Berikan, Teruskan, dan Pinjamkan (BTP) itu harus segera dilaksanakan. Perusahaan pertambangan jika sudah selesai ambang harus langsung tanam (reklamasi) jangan nunggu sampai IUP-nya habis,” pungkas Basuri. (Fauzan/SR/BCS)
Sumber: http://www.rri.co.id/post/berita/96258/ruang_publik/rehabilitasi_pantai_mudong_ditanami_10000_cemara.html